Pada zama dahulu kala kala warga China memainkan wayang Potehi di gunakan sebagai ritual dalam pemujaaan sebuah dewa-dewa di kelenteng, mereka menggunakan wayang tersebut dalam ritual acara yang sakral dan sangat kental dengan agama mereka. Sementara itu penyebaran wayang Potehi sendiri di Indonesia tersebar sangat luas hingga mencakup seluruh dataran di Indonesia khususnya yang paling besar sendiri berada di daerah Jawa, kalimatan serta Sumatra karena memang banyak sekali orang China yang berdomisili pada daerah-daerah tersebut untuk bermukim dan meraup keuntungan dalam perekonomian.
Di Indonesia sendiri sekarang mulai surut kesenian tradisisional ini dibandingkan dengan yang dahulu sempat tenar sakali hingga mencakup segala usia untuk menikmati pertunjukan tersebut, hingga sekarang ini tercatat dalang dari wayang Potehi ini kurang lebih hanya berkisar 10 orang saja dan semuanya tercatat berada di kawasan Jawa TImur saja, karena memang sudah jarang sekali peminatnya.
Semua itu tergerus dengan berkembangnya zaman di era sekarang ini mungkin orang lebih senang untuk menikmati pertunjukan Band, Konser dangdut dan sebagainya yang menurut mereka lebih menarik, atau mungkin hanya menonton video melalui gadget mereka. Seperti yang kita tahu bahwa gadget sudah menguasai peradaban manusia saat ini.
Disamping itu wayang Potehi adalah wayang yang berbentuk tiga dimensi yang berasal dari negeri tirai bambu China, wayang Potehi memiliki arti Po : Kain, Te : kantong, Hi : Tampilan kesenian. secara garis besar dapat kirta simpulkaqn bahwa POTEHI memliki arti kesenian wayang yang dimana bahannnya terbuat dari kantong, memang demikianlah pertunjukkan yang di suguhkan kepada penontonnya.
Dimana dalam pertunjukkan wayang tersebut wayang dimainkan dengan menggunakan kantong yang dibuat dengan sedemikian rupa yang dimasukkan dalam 5 jari, dari jari tersebut memperagakan seolah sedang memerankan sebuah cerita, biasanya menceritakan tentang kisah kerajaan di China dan sekitarnya.
Pada negara China banayak warganya yang bermigrasi ke negara Asia Tenggara pada abad ke-16 dengan membawa serta wayang Potehi bersamanya, dimana wayang tersebut di gunakan untuk ritual keagamaan sekaligus dengan kesenian yang menghibur warganya.